Data Mengerikan Sampah Plastik di Lautan Indonesia


Data Mengerikan soal Sampah Plastik di Lautan
Hasil gambar untuk sampah plastik di laut
           
World Economic Forum pada 2016 menyatakan ada lebih dari 150 juta ton plastik di samudra planet ini. Tiap tahun, 8 juta ton plastik mengalir ke laut. Padahal plastik bisa berumur ratusan tahun di lautan dan terurai menjadi partikel kecil dalam waktu yang lebih lama lagi. Plastik bakal terakumulasi terus dan terus di laut.

"Tanpa tindakan yang signifikan, kelak bakal lebih banyak plastik ketimbang ikan di samudra, berdasarkan bobotnya, pada 2050," kata World Economic Forum dalam 'The New Plastics Economy, Rethinking The Future of Plastics'.

Bahkan pada 2025, rasio plastik dibanding ikan di samudra diperkirakan menjadi 1:3. Plastik bakal terus bertambah menjadi 250 juta ton, sedangkan jumlah ikan terus menurun akibat penangkapan yang makin gencar. 

Sementara World Economic Forum menyatakan ada 150 juta ton plastik di lautan saat ini, lain lagi dengan Jenna R Jambeck (Universitas Georgia) dkk dalam penelitiannya. Jenna dkk menuliskan ada 275 juta metrik ton sampah plastik di 192 negara berpantai. Dari 275 juta metrik ton sampah itu, sebanyak 4,8-12,7 juta metrik ton nyemplung ke samudra.

Sampah-sampah itu terus membunuh makhluk hidup di lautan. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati pada 2016, sampah di lautan telah membahayakan lebih dari 800 spesies. Dari 800 spesies itu, 40% adalah mamalia laut dan 44% adalah spesies burung laut. Konferensi Laut PBB di New York 2017 menyebut limbah plastik di lautan membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu mamalia laut, kura-kura laut, dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya, tiap tahun. 

Selain sampah plastik, sampah di lautan juga terdiri dari peralatan perikanan yang ditinggalkan begitu saja, biasa disebut 'jaring hantu' atau 'peralatan hantu'. Jumlahnya 640 ribu ton atau 10 persen dari sampah laut. Sampah jaring menjebak kura-kura, burung, dan mamalia laut.

Berikut ini segelintir contoh kasus hewan yang terancam gara-gara plastik:

1. Sedotan Plastik di Hidung Kura-kura

Video YouTube berisi tayangan ngeri soal penyelamatan kura-kura ini menjadi viral. Sedotan plastik sepanjang 12 cm dicabut dari lubang hidung kura-kura malang itu. Darah mengucur dari hidung kura-kura.
Hasil gambar untuk sedotan plastik di hidung kura-kura

Video ini viral sehingga Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut memasang di akun Twitter-nya. Video ini berasal dari peristiwa pada Agustus 2015. 

Binatang itu dalam bahasa Inggris disebut 'turtle' jenis 'olive ridley'. Dalam Bahasa Indonesia, hewan itu disebut juga sebagai penyu lekang. Hewan yang diselamatkan dari sedotan yang mengancam itu berada di perairan Kosta Rika oleh Christine Figgener, biologis kelautan dari Universitas Texas A&M. 

2. Paus telan 80 kantong plastik
Hasil gambar untuk paus telan 80 kantong plastik

Dilansir BBC, seekor paus pilot mengalami sakit dan tak bisa berenang di kawasan Thailand selatan. Akhirnya paus itu mati pada 1 Juni 2018.
Upaya penyelamatan dari petugas perairan Thailand tak berhasil menyelamatkan nyawa paus itu. Usut punya usut, paus itu ternyata telah menelan 80 kantong plastik, bobotnya 8 kg. 

3. Tutup botol di dalam bangkai burung

Fotografer Chris Jordan memotret bangkai burung albatros. Bagian dalam perut burung itu tersibak, isinya ada tutup botol plastik dan berbagai benda plastik lainnya. 

Jordan menemukan bangkai burung demikian di Midway AS pada September 2009. Dia melihat ribuan bangkai anak burung. "Ini sangat menghancurkan dan muram, saya bertanya bagaimana mendapatkan harapan yang baik dari situ," kata Jordan, dilansir The Guardian.

Menurut PBB, dalam paparan soal problem plastik sekali pakai, disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, 99% burung laut bakal menelan plastik pada 2055.


4. Paus Sperma di Wakatobi
Kabar ini masih cukup hangat. Paus sperma ditemukan sudah menjadi bangkai. Di perutnya terdapat berbagai jenis sampah. 
Gambar terkait

Bangkai paus itu ditemukan di perairan Pulau Kapota, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 19 November 2018. Di perutnya, ada sampah gelas plastik 750 gr (115 buah), plastik keras 140 gr (19 buah), botol plastik 150 gr (4 buah), kantong plastik 260 gr (25 buah), serpihan kayu 740 gr (6 potong), sandal jepit 270 gr (2 buah), karung nilon 200 gr (1 potong), dan tali rafia 3.260 gr (lebih dari 1.000 potong). Total berat basah sampah 5,9 kg.



Komentar

Postingan Populer